METRO, SUMENEP – Penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak telah menyebar ke 18 provinsi dan 163 kabupaten/kota termasuk Kabupaten Sumenep.
Sebagaimana diketahui, Idul Adha identik dengan pelaksanaan penyembelihan hewan ternak sebagai kurban seperti sapi, kambing dan domba.
Meski pemerintah sudah menyatakan hewan kurban yang disediakan tahun ini bukan dari daerah yang terkonfirmasi PMK, namun kekhawatiran masyarakat masih ada.
BACA JUGA: Bahagia di Saat Pensiun Bersama PT. Indofood
Seperti yang di keluhkan calon pembeli hewan kurban Zein Efendi (56) warga Jalan Ahmad Yani, Kampung Arab Sumenep.
Ia menuturkan, bahwa ada semacam kehawatiran terhadap kondisi hewan sapi yang saat ini banyak terserang penyakit mulut dan kuku. Sehingga dirinya memutuskan untuk berhati hati dalam memilih hewan ternak yang akan ia jadikan hewan kurban di Idul Adha tahun ini.
“Harapan saya semoga wabah PMK cepat tertangani” ucap Zein. Sabtu (9/7)
BACA JUGA: Paguyuban Kab. Bogor Kopi Darat
Selaras dengan harapan Zein, Kepala Desa Pamolokan, Rachmad Ariadi ( 57) menyampaikan harapan agar wabah PMK yang saat ini cepat hilang.
“Hilangnya wabah PMK agar peternak dan pedagang sapi dapat merasakan keuntungan yang cukup besar di moment Idul Adha tahun ini” ungkapnya.
Rahmad Ariadi juga mengeluhkan sepinya pasar ternak sapi dan kambing akibat adanya PMK. Beberapa minggu ini berdampak pada turunnya perkonomian di desanya dan di semenep umumnya.
BACA JUGA: Pemkab Bogor Lalaikan Keselamatan Warga
“Tidak seperti hari hari biasanya,pasar ternak Pahlawan di desa Pamolokan padat oleh pedagang dan pembeli dari berbagai daerah di kabupaten Sumenep.namun hal itu tak lagi terjadi akibat dari wabah PMK” imbuhnya.
Kepada awak media Rahmad mengatakan, biasanya 20 hari menjelang lebaran haji itu sudah habis terjual 30-40 ekor hewan kurban.
“Sekarang mah baru dua ekor. Padahal bapak jualnya domba-domba dan sapi yang sehat-segar” ujar Herman sambil menghelah nafas panjang.
BACA JUGA: MoU Antar PDAM Kota dan Kabupaten Bogor
Sambung Herman, bahwa penurunan penjualan baru terjadi tahun ini. Sementara itu saat pandemi, penjualan hewan kurban justru mengalami lonjakan yang signifikan. Saat pandemi, dia mengaku dapat menjual hingga 104 ekor dengan harga yang bervariasi.
“Jauh banget bedanya. Walaupun kemarin corona, tapi kami itu dapat menghabiskan 104 ekor, penjualan bagus Kalau sekarang mungkin ada pengaruh denger berita di tv dan radio sehingga masyarakat takut membelinya”, pungkasnya.
Penulis: Joko
[…] Metro Bogor – SRC menggelar pesta retail terbesar di 15 kota di Indonesia untuk merayakan kesuksesan toko kelontong atas berbagai kontribusinya dalam menggerakkan roda ekonomi masyarakat. […]
[…] dengan memanfaatkan halaman atau pekarangan di sekitar rumah untuk ditanami tanaman yang bernilai ekonomi bagi […]
Komentar ditutup.