Bogor, Jawa Barat – Kelompok petani Sangkuriang yang berada di desa Argapura masuk Kecamatan Cigudeg, sedangkan Desa Setu, Sipak, Jasinga dan Kalongsawah masuk Kecamatan Jasinga.
Mengeluh karena seringnya mengalami gagal panen sejak musibah bencana awal tahun 2020 lalu sebelum adanya pandemi covid 19, akibat meluapnya aliran sungai Cidurian.
Harta benda, lahan sawah habis terbawa banjir bandang yang kini masih terasa dampak ekonomi yang semakin susah dirasakan bagi para petani gagal panen.
Yudi Murnawan ketua kelompok tani Sangkuriang kepada media menyampaikan “akibat kekurangan pasokan air dari sungai Cidurian, karena saluran air yang mengalir ke Bendungan Sendung tertutup bebatuan dan pasir”
Yudi juga tidak dapat menerangkan ketika menanyakan apakah sudah pernah menerima bantuan dari BPBD Kab. Bogor untuk menormalisasikan aliran sungai Cidurian karena belum mendapatkan informasi itu.
Data data yang dimiliki Metro Indonesia, BPBD telah menerima pencairan dana Rp 2.884.950.000, pada 2/1/2020, Rp 9.810.044.988 pada 15/1/2020 dan Rp 14.748.215.680 pada 30/1/2020 melalui Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang di keluarkan selama bulan Januari 2020 oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
Dimana BPBD Kab. Bogor mempunyai tanggung jawab Pra Bencana, Tanggap Bencana dan Pasca Bencana, hal yang menjadi keluhan petani akibat berkurangnya pasokan air ke lahan pertanian menjadi PR bagi awak media untuk melakukan sosial control penggunaan anggaran BPBD 2020 yang mencapai Rp 29.479.330.168 belum memperoleh manfaat bagi para petani.[] Red
[…] BACA JUGA: Petani Sangkuriang Minta BPBD Keluarkan Dana Pasca Bencana 2020 […]
Komentar ditutup.