Beranda DAERAH Dialog: Tangkal Radikalisme, Intoleransi & Terorisme

Dialog: Tangkal Radikalisme, Intoleransi & Terorisme

131
0
84 / 100
Metro, Kubu Raya – Yayasan Inspirasi Mandiri Indonesia (INSAN) sukses menyelenggarakan dialog interaktif dengan tema “Memperkokoh Peran Tokoh Agama Serta Masyarakat Dalam Menangkal Paham Intoleran, Radikalisme, dan Terorisme Guna Mewujudkan Provinsi Kalimantan Barat Yang Damai”.

Dialog tersebut dilaksanakan pada, Sabtu (27/11) di Aula Lembaga Pendidikan Darul Falah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Dalam sambutannya ketua yayasan insan yakni Dede Kurniawan berharap bahwa kegiatan ini akan menjadi tameng baik dari level masyarakat dan tokoh agama untuk menangkal paham radikalisme di Kalimantan Barat khususnya.

Dalam dialog interaktif tersebut dihadiri sekitar dua ratus peserta. Dengan para narasumber dari berbagai yakni : H. Ekhsan, S.Ag., M.Si, Selaku Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kakanwil Kemenag Kalbar, IPTU Srinanto S. Ap, selaku Kasat Intel Kapolres Kubu Raya. Drs. M. Jipridin, M. Si, selaku kepala MUI Bid. Politik & Hubungan Luar Negeri. Serta Zulkifli Abdillah, MA, selaku anggota FKUB kalimantan Barat.

Kasat Intel Polres Kuburaya, IPTU Srinanto S. AP mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah mensukseskan acara dialog pada hari ini.

“saya sangat berterimakasih kepada rekan-rekan yang sangat membantu kami, polri berperan serta untuk menangkal radikalisme dan terorisme, ajakan saya sebagai anggota polri mari kita sama-sama menjaga keamanan di Kalimantan Barat yang sudah luar biasa dan kondusif karna keamanan ini bukan hanya tanggung jawab polisi tapi tanggung jawab kita semuanya,”ujarnya

Lebih lanjut, harapannya semoga mahasiswa serta dalam berperan membantu menjaga dan melindungi, dan kedepannya narasumber lebih di tambah lagi untuk mengadakan dialog tersebut..

Melengkapi penjelasan tersebut, Ketua MUI Kalbar menyatakan bahwa dalam islam dikenal pepatah Al-Islamu Bainal Hamasah was samahah, yakni islam berada di antara sikap militansi dan sikap toleransi. Maka, sesuatu kekeliruan ketika seseorang menyatakan bahwa islam sebagai agama yang radikal, hal tersebut mungkin hanyalah sebuah paham radikal yang berkedok agama. Tutup beliau dalam penyampaian materinya.

Menurut Dr. Zulkifli Abdillah, MA memberikan nasehat pada para pendengar untuk memahami agama dengan baik dan tidak mendewakan akal sehingga tidak terjadi penyimpangan pemahaman tentang dakwah beragama.[] Wesi

Artikulli paraprakResmi Dilantik, Jakius Minta DAD Bisa Bersinergi
Artikulli tjetër‘Roh’ Kemerdekaan Pers terkubur Hidup -hidup Ditengah Uji Materi UU Pers No. 40

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini