
- Prihatin dengan persaingan bisnis aplikasi angkutan yang tidak sehat,
Jakarta I metroindonesia.id – Musliman pria kelahiran Karang Jawa Kampung 41 tahun lalu tergerak hatinya menciptakan aplikasi yang benar benar dapat mensejahterakan driver angkutan barang.
Aplikasi Gerak Express merupaka jasa Angkutan Barang & Pindahan Berbasis Teknologi
GERAK EXPRESS adalah Platform Layanan On-demand Teknologi untuk memudahkan pencarian atas layanan kebutuhan jasa angkutan barang maupun pindahan atau layanan yang di berikan oleh mitra yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia yang di dirikan oleh perwakilan Pengemudi Indonesia ( “Kami” atau “Milik kami” ) di bawah naungan PT. Gerakan Pengemudi Indonesia.
Peran Gerak Express hanya untuk menghubungkan konsumen dengan mitra tersebut.
Kepada metroindonesia.id Musliman dengan panggilan Muslim menyampaikan “aplikasi gerak express (GEX) pertama kali di upload pada 23 Agustus 2023 lalu dengan tujuan memberikan pelayanan jasa angkutan dengan menghubungkan konsumen dengan mitra dengan tarif yang kompentitif” jelasnya.
Dalam konteks bisnis, kompetitif merujuk pada kemampuan suatu perusahaan atau produk untuk bersaing dan unggul di pasar. Secara umum, kompetitif bisa berarti keinginan kuat untuk menang atau lebih sukses daripada orang lain.
Namun persaingan aplikasi dengan promosi tarif murah kepada konsumen, dengan merekrut para usahawan driver dengan iming iming penghasilan yang tinggi yang pada akhirnya menjerat hutang kredit para driver
Menurut Musliman “Platform yang tersedia saat ini pun terkendala oleh pembiayaan dan membutuhkan penyandang dana dan pemasaran” ujarnya.
Dari informasi yang didapat metroindonesia.id adanya aplikasi yang saat ini menerapkan tarif dengan potongan komisi dan pajak yang sangat memberatkan para usahawan driver, bahkan ada pula aplikasi yang menjerat driver dengan sangsi denda yang tinggi,
Kehadiran aplikasi gerak express disampaikan Musliman sebenarnya banyak membantu usahawan driver mendapatkan penghasilan yang wajar, namun saat ini aplikasi terkendala dalam perawatan sehingga kurang lebih 1000 pengguna harus rela menunggu perbaikan.