Beranda KESEHATAN Terlalu Percaya Diri Ternyata Tidak Selalu Baik

Terlalu Percaya Diri Ternyata Tidak Selalu Baik

1
85 / 100
Memiliki rasa percaya diri memang hal yang baik. Namun, terlalu percaya diri atau memiliki rasa percaya diri yang berlebihan justru bisa menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan pribadi, sosial, dan karir, lho.

Percaya diri adalah sikap atau keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri dalam menjalani suatu hal. Sikap ini menjadi salah satu nilai hidup yang harus dimiliki oleh setiap orang, sebab bisa menghilangkan rasa takut dan cemas, memaksimalkan potensi yang dimiliki, serta menumbuhkan optimisme.

Manfaat percaya diri bisa diperoleh jika dilakukan dengan kadar yang pas, tidak kurang ataupun lebih. Kurang percaya diri bisa membuat seseorang kehilangan banyak kesempatan yang dimiliki. Sementara, terlalu percaya diri (overconfidence) dapat merusak banyak aspek dalam kehidupan, termasuk karir.

Dampak Terlalu Percaya Diri

Ada banyak faktor yang bisa membuat seseorang bersikap overconfidence, mulai dari pola asuh, budaya, lingkungan sekitar, hingga trauma masa lalu. Di samping itu, percaya diri yang terlalu tinggi juga bisa menjadi gejala dari penyakit mental tertentu, seperti borderline personality disorder.

Sikap terlalu percaya diri tentu bukanlah hal yang baik untuk dipelihara. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa kamu tidak boleh menjadi orang yang terlalu percaya diri:

1. Melewatkan peluang

Tidak hanya karena kurang percaya diri, terlalu percaya diri juga bisa membuat seseorang melewatkan banyak peluang, lho. Pasalnya, orang yang terlalu percaya diri sering meremehkan atau menolak suatu hal karena menganggap terlalu mudah dan tidak sebanding dengan kemampuannya.

2. Menghambat pekerjaan

Karena saking percaya dirinya, orang yang overconfidence kerap kali mengambil banyak pekerjaan dalam satu waktu karena menganggap itu mudah dilakukan dan bisa selesai dalam waktu yang cepat.

Namun, kadang kala, keyakinan tersebut tidak disertai dengan kemampuan yang mumpuni. Akibatnya, pekerjaan tidak terlesaikan dengan baik dan tidak tepat waktu.

3. Kurang tepat dalam mengambil keputusan

Dalam mengambil sebuah keputusan, tentu kamu harus mempertimbangkan berbagai aspek terlebih dahulu, termasuk baik dan buruknya. Namun, orang dengan percaya diri yang berlebihan biasanya abai dengan hal ini. Alhasil, mereka bisa salah dalam membuat keputusan.

Kesalahan dalam memutuskan suatu hal tidak hanya akan berdampak pada diri sendiri, lho, namun juga bisa merugikan orang lain.

4. Merusak hubungan dengan orang lain

Sadar tidak, sih, jika orang yang overconfidence cenderung bertindak dominan? Mereka juga merasa telah bersikap baik dan benar ketika menghadapi suatu hal, padahal kenyataannya mereka sering meremehkan pekerjaan bahkan tanpa sadar sampai merendahkan orang lain.

Sikap ini akan membuat dirinya dianggap sombong, narsis, dan arogan. Bahkan, bisa membuat orang lain terganggu dengan kehadirannya. Jika ini terus terjadi, bukan tidak mungkin dirinya akan kehilangan orang-orang di sekelilingnya satu per satu.

5. Sulit mengembangkan hidup

Orang yang overconfidence biasanya sulit menerima kritikan. Karena terlalu percaya dengan diri sendiri, mereka pun biasanya tidak tahu bagaimana caranya untuk mengintrospeksi diri. Sikap seperti ini bisa membuat seseorang stuck di situ saja dan tidak berkembang dalam hidup.

Melihat banyaknya dampak buruk dari terlalu percaya diri, sebaiknya kamu lebih berhati-hati dengan sikap ini, ya. Jika kamu yakin terhadap suatu hal namun tetap mempertimbangkan aspek lain dan perasaan orang lain, besar kemungkinan kadar percaya dirimu sudah tepat.

Akan tetapi, jika kamu hanya mementingkan diri sendiri, mengabaikan perspektif orang lain, dan memiliki niat untuk dipandang “hebat”, mungkin rasa percaya dirimu sudah berlebihan. Ingat, ya, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, termasuk soal kepercaayaan diri.

Jika kamu merasa memiliki rasa terlalu percaya diri yang sulit dikontrol hingga menimbulkan frustasi atau dampak-dampak di atas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau psikolog, ya. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan saran yang tepat untuk mengatasinya.

Artikulli paraprak Hello world!
Artikulli tjetër Musyawarah Cabang Gapensi Kabupaten Bogor
Badan Hukum Redaksi Metro Indonesia KOWARI : Gd. Dewan Pers lantai 3. Jl. Kebon Sirih No. 32 – 34 Jakarta Pimpinan perusahaan Lemen Kodongan Penasehat Hukum Prof, Sutan Nasomal, Leo Firmansyah, S.H Pimpinan Umum/Redaksi Penanggung Jawab Metro Indonesia Abdul Rachman Sertifikat Assesor LSP Pers Indonesia - BNSP Staf Redaksi/Redaktur Ade Shalahudin, Wati Herlina, Aulia Rahmani, Roliyah, Bendahara Aningsih Organisasi Jaringan media redaksisatu.id Serikat Pers Republik Indonesia Lembaga Sertifikasi Profesi Pers Spiritual Siringo Ringo, Biro Provinsi Sumatera Utara Muhammad Amin Kabupaten Deli Serdang Ganda Pasaribu, Masmur Anuar Samosir, Kabupaten Pematang Siantar Sihol Pangabean Kota Medan Saut Patar H. Siregar, Muhammad Amin, Biro Deli Serdang Binder Sitanggang Kabupaten Samosir Adi Marbun Kabupaten Hasundutan Bantu Simanjuntak Kabupaten 50 Kota / Payakumbuh Jeri Permana Putra, SH, Biro Kabupaten Tanggerang Deka Satria Biro Provinsi DKI Jakarta Johan Lamtorang, Rizke Rasyida Jakarta Selatan Johan Lamtorang Jakarta Timur Rizke Rasyida Jakarta Utara Zulkarman, Aminoto, David Kaser Kota / Kabupaten Bogor Richard Purba (Biro), Hardadi, Lukas, Olo Sianturi, Rajak Broto, Padli, Rahmad Hidayat Lubis Kabupaten Purwakarta M. Yamin Henaulu Kabupaten Bondowoso Abdi Aliev Kabupaten Banyuwangi Raden Teguh Firmansyah, Abadi Kabupaten Melawi Ade Shalahudin Wartawan Metro Indonesia dilengkapi id card (produk Bank Mandiri) dan surat tugas Masa berlaku id card selama wartawan yang bersangkutan bertugas di Metro Indonesia Email : metroindonesia.id@gmail.com

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini