Bogor | metroindonesia.id – Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ressort Cibinong sempat sebelumnya pernah terjadi sebuah gesekan yang menyebabkan kericuhan.
Berawal dari jemaat Gereja HKBP lama yang menuntut untuk mengedepankan cinta damai antar jemaat yang lain. Namun, insiden tersebut, telah terjadi terpecah belah menjadi kedua belah pihak yang berbeda pendapat.
Monru Nanggolan, selaku Pendeta jemaat mengatakan, ada juga yang kami ingin upayakan dalam menyelesaikan sebuah masalah, termasuk upaya “Ibadah Bersama” yang diselenggarakan di HKBP Cibinong, Jalan Raya Jakarta-Bogor, Kelurahan Cirimekar, Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor pada tanggal 10 Desember 2023.
“Kami ingin bahwa Pimpinan Jemaat Gereja HKBP Cibinong Ressort yang sah adalah Pendeta Tiapul Hutahaean, bukan lagi yang bernama Gideon Saragih”, ujar Monru Nanggolan di HKBP Cibinong pada Minggu, (10/12/2023).
Monru Nanggolan mengungkapkan, mengacu kepada Surat Sekretaris Jendral HKBP kepada Praeses nomor 1482/L08/IX/2021 (08 September 2021) tentang tindak lanjut SK Ephorus nomor 1325/L08/Pdt/VIII/2021 yang di dalamnya berisi sebuah larangan. Yaitu, melarang keras Pendeta Gideon Saragih melaksanakan pelayanan kependetaan, berkotbah, melayani sakramen, dan pemberkatan pernikahan serta berbagai tugas kependetaan lainnya.
“Tujuan kami ini baik. Mengajak semua jemaat dan majelis HKBP Cibinong tetap mencerminkan sikap Kristiani bersama-sama dalam memelihara kedamaian, jauh dari perseteruan, bersikap jujur, memiliki hati yang tulus dan rendah hati”, ungkap Monru Nanggolan.
Namun demikian, Monru Nanggolan menambahkan, insiden awal terjadi ketika pihak jemaat sebagian yang ingin berdiskusi lebih lanjut terkait surat yang sudah dinyatakan dan beribadah di HKBP Cibinong tersebut, sebagian jemaat itu tidak diperbolehkan dan dilarang masuk.
“Kok malah terjadi sebuah gesekan, kami tujuan kesini itu baik. Tetaplah kita saudara dan satu tujuan, jangan seperti ini. Ini juga sampai banyak dari Kepolisian Polres Bogor dan Satpol-PP, kita harus mencontohkan perilaku yang baik serta menaati peraturan dan tata tertib”, jelas Monru Nanggolan.
Setelah terjadi sebuah gesekan yang berbeda pendapat antara kedua belah pihak, pada akhirnya ada sebuah titik terang untuk kedepannya.
“Kami akan bertemu dan berdiskusi lebih lanjut bergeser di Kantor Kecamatan Cibinong. Saya harap, akan ada titik jalan keluarnya. Bagaimanapun kita satu tujuan, tetap menjaga keutuhan dan kerukunan. Baik pada hari-hari biasa, pada hari Natal tahun ini, dan seterusnya”, pungkasnya.
Dilain sisi, Acep Sajidin menambahkan, bagaimanapun kita harus menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan. Boleh berbeda pendapat, tapi satu tujuan, dan yang pasti tetap rukun sesama bangsa dan setanah air.
“Saya akan memfasilitasi untuk kedua belah pihak untuk bertemu dan berdiskusi lebih lanjut, untuk kedepannya baiknya seperti apa!. Saya harap, ini akan mempermudah dan menemukan sebuah titik jalan keluar dalam insiden yang terjadi”, tutupnya.
Richard P
[…] kegiatan ini diharapkan rencana tata ruang yang akan ditetapkan nantinya, merupakan kebijakan yang mewujudkan Samosir yang unggul dan […]
Komentar ditutup.